Sabtu, 25 Desember 2021

Project 31

Setelah gagal melaksanakan project 29, memang gara-gara agak side tracked karena satu dan lain hal, mari kita lanjutkan lagi misi kita ke project 31. Kalau boleh flashback sedikit, di project 29 ada 3 hal yang gw lakukan yaitu :

- Kasih "Kode" ke lelaki sekitar, yang single of course
- Make my self availabe (Dating app, Instagram, Facebook)
- Berbenah diri

Ga ada satupun dari hal diatas yang gw lakukan dengan konsisten. Anaknya moody an. Apalagi kalau udah kedistract masalah lain. Soal financial misalnya. Soal kerjaan. Jadi ya memang wajar kalau misinya gagal. Cuman ya kayanya Project kali ini harus revisi hal-hal yang jadi priority. Belajar dari kesalahan sebelumnya. Karena dari project 29 ada beberapa pengalaman berharga yang bisa dijadikan pelajaran.

Contohnya aja waktu modusin lelaki sekitar, ada fun part ketika si cowo terlihat merespond dengan baik, misalnya mau nemenin ke sana, kesini, kasih-kasih saran, makan bareng, ketemu kakak/ keponakan tapi yaudah stuck disitu aja. Gw pun cuma berani kasih "Kode" yang menurut gw udah keras banget itu kodenya. Tapi he didn't see or he just didn't want to see (pura-pura ga ngeh). Gemes mau ngajak nikah duluan :D tapi takut di tolak hahah, kemudian malu, apalagi kalo kedengeran temen-temen lain. Mau ke dukun dosa ye kan. wkwk Yaudah kita move on aja, sambil cek-cek ombak lagi sekali-sekali selama orangnya masih single.

Tapi stock yang bisa di "Kode" in semakin menipis. Bahkan pernah juga Kode gw salah sasaran. Sekarang sulit membedakan ya yang single sama yang pura-pura single. Bedanya yang pura-pura single ini malah lebih nangkep gitu, telp terus, perhatian padahal ada mau nya. Bilangnya "engga lah, emang kalo jalan bareng harus ke 'arah sana'". Tapi kenyataannya selalu. Terus nanti kalau dia mulai aneh-aneh terus gw mematung gatau harus ngapain dibilangnya 'lo nya kasih signal boleh'. Kesel banget kenapa sih jadi laki beristri tuh yang bener aja gitu loh. Sebelumnya jalur ninjaku menghadapi lelaki model ini adalah menghilang. Ghosting. Tapi kadang ga mempan juga apalagi kalo sekantor. Jadi kemarin liat di IG, Elizabeth Olsen (Yang jadi Wanda di Avengers), dia bilang Woman can always say NO, and NO is a full sentence. Dalam konteks ini NO tanpa penjelasan apapun udah cukup dan harusnya laki udah paham. Jadi, dibanding ghosting doang gw harus say NO dulu baru ghosting. wkwk teteup

Pelajaran dari Step no. 2 make my self available wah lumayan banyak sih ini. Tapi yang paling ngena adalah sesosok kaka kelas menghubungi di facebook, lanjut ke instagram, lanjut ke chat intense, kirim-kiriman foto, sayang-sayangan, terus gagal lagi. Why? Karena pas udah chat intense terus mulai kirim-kiriman foto seharusnya disitu sudah harus di perjelas. What is the goal of this intense communication? Masalahnya laki kan suka manipulatif ya. Dan sejujurnya sampai sekarang gw ga paham kenapa mereka suka minta kirimin foto. Foto biasa loh ya, bukan foto aneh-aneh Foto Selfie biasa aja. Tapi tetep aja weird, apakah foto biasa juga dipake untuk ngebayangin hal-hal seksual? Karena kalau gw sebagai cewe kayanya ga tertarik gitu minta foto cowo selfie. Anyway, karena sudah se intense itu wajar kan kalau gw merasa this goes somewhere. Kemudian tiba-tiba laki ini menghilang dan tidak ada komunikasi beberapa hari padahal Insta story jalan terus. Disini gw feel manipulated dan upset. Kemudian gw meledak dan intinya ngomong I didn't feel respected. Then orangnya ngomong kalo kita kan ga ada hubungan apa-apa kenapa lebay. wiiii.. Manipulative Jerk ! Yaudah gw udah mengira akan the end karena gw called him out on his behavior. Sedih tapi cuma bisa move on. Jadi pelajarannya, don't expect too much, be clear on every communication.

Pelajaran dari Step no. 3 adalah Self Love. Dari berbenah diri, udah mulai rapih, organized, udah bikin budget financial plan, mencoba pakai Hijab walau masih suka buka tutup kaya jalur puncak :D , rajin olahraga, makan sehat, perbanyak ibadah. Yang masih sulit untuk dilakukan adalah Self Love. Gw termasuk orang yang keras pada diri sendiri. I am burning myself like a candle to light others. Udah gitu kalau dari buku nya stephen Covey 7 habit seeing and being itu related. Gw merasa melihat diri gw adalah sosok yang tinggi, tidak gemuk, pintar. Jadi Ketika gw melihat my being koq gw gemukan ya sekarang, wah banyak yang lebih pintar cakep, gw bully my self in my mind. Kata-kata kaya "Worthless", "Unloved" , "Stupid", "Ugly' muncul tanpa disadari. Akhirnya Abandoned my self even more, atau ketika ada lelaki manipulatif atau gw di tolak atau di ignore oleh seseorang, gw merasa I deserve it. It's because of me. Keinget Kata-kata professor di UNSW lagi makan siang bareng satu kelas tiba-tiba duduk disamping gw yang lagi ngurek2 catetan kuliah sambil nunggu makanan. Dia ngomong " I think you are too hard on your self, you always feel the need to work two times, three times harder than everybody right?" Terus gw gabisa ngomong apa-apa cuma nyengir. Abis itu gw permisi ke toilet terus nangis kejer di toilet kampus. It hits right on the spot. I feel seen, perasaan jadi campur aduk.

Jadi di project kali ini prioritasnya adalah Self love. How to love my self no matter what.

Apalagi gw baru aja keluar dari my established work di Garuda, my hard earned title (Senior Manager/ Staff Ahli Direksi) dan now masih cari yang cocok lagi. Setiap di ghosting interviewer atau email ga di bales lagi sama perusahaan, I need to remind my self it's their lost. Juga kalau chat atau jalan ga lanjut sama cowo, need to remind my self it's oke I love my self.

Sabtu, 09 Maret 2019

Laki-laki Plin Plan dan Teman Pilu Berdasi Kupu-Kupu

12 Tahun yang lalu.

Aku fikir masa depanku sudah jelas.
laki-laki plin plan ini pasti jodohku.
Bagaimana hatiku bisa sesabar itu, melihatnya pergi dan kembali dari masa lalu.
memberi mu kapsul-kapsul bertuliskan tanya, apakah aku jadi istri seorang filsuf atau pilot?
Bagaimana bisa ku tahan malu ku di depan satu sekolah, kau yang bilang aku tak sama dengan dancer dan actress dari masa lalumu,
Aku terlalu berbeda, ak tetap menerimamu..mengajarkanmu kasih yang tulus dan juara. Bagaimana bisa kulakukan itu Jika kau bukan jodohku

4 Tahun yang lalu.
Aku fikir masa depanku sudah jelas.
laki-laki plin plan ini bukan jodohku.
Bagaimana bisa setelah selama ini dia tidak tahu, Bahwa hatiku pilu melihat keluargaku.
Tercerai berai tak menentu.
Bahwa ajakan manisnya untuk hidup bersama selamanya, membuatku haru dan ragu.
Ak memberimu tangisan dan tanya, kepada siapa kau akan memintaku? Sedangkan induk ku dimana aku tak tahu.
Apa kata keluargamu? dan aku meminta waktu.

Pilu ku tak selesai. Kau pergi karena tugasmu. Jauh di mamuju.
Sementara masa depan mengirimkan ku teman pilu yang dibungkus dasi kupu-kupu.
Dan aku menjadi ragu, apakah kau bisa sabar menunggu?
Kepulanganmu adalah obat rinduku tapi ku lihat tulisan mesra melati di handphone mu.

Aku fikir masa depanku sudah jelas
Aku akan bersama teman pilu berdasi kupu-kupu, menerima tak ada yang bisa menunggu,
menerima masa depan tanpa ada lelaki yang bisa memintaku, menerima pertanyaan kekal kemana induk mu.

Aku fikir masa depanku sudah jelas
Ketika Induk ku menemukan jalan kembali
dan aku sadar
Aku menyakiti laki-laki plin plan
Dan terlambat untuk mengatakan 'kita tak perlu menunggu lagi'
Tapi aku tahu di dalam hati.. memang ak hanya penjagamu..hingga jodohmu datang membawa pergi..

Aku fikir masa depanku sudah jelas
Awalnya teman pilu berdasi kupu-kupu, hanya seragam penghias duka
Salahku memakainya setiap hari, takut untuk meletakannya karena hanya dia yang ada.
Dia juga bilang aku berbeda dari teman lenggak lenggok adi busananya di udara.
Dia memintaku selalu disana berpilu bersama.
Maka ak umpamakan bahwa setiap hari adalah pesta, aku berusaha menorehkan gincu di bibir yg getir
Menghias warna-warni di pipi yang basah, mengenakan satu kalung untuk berdua.

kalung yang dipakai semakin sesak, dan menorehkan darah di leher dan dada
tolehan ke kanan dan ke kiri, aku dan teman pilu membuat sakit dan membuat kami berteriak
memaki, mencaci, memberontak.
Kalung ini tak bisa lagi dipakai beedua
Terlalu sempit dan menambah luka
Sebelumnya luka kami membawa ke tempat yang sama, Tapi sekarang jalan yang ingin dilalu berbeda
Ak menyamai langkahnya yang tidak menoleh ke belakang.
Hingga ak terjatuh dan sadar kalung itu hanya untuk satu orang.

1 Tahun yang lalu
Aku tak tahu masa depanku
Teman pilu tak tahu bahwa aku telah menyematkannya kasih yang tulus dan juara
tapi aku tahu di dalam hati.. Aku hanya penghapus pilu nya.. hingga takdir datang membawa pergi..
Aku tak tahu masa depanku
Masih terduduk dan melihat teman yang tdak pilu dan berdasi kupu-kupu dari jauh
sambil melihat sekeliling
Semua terlihat asing
Bibirku hanya terasa getir
Pipiku hanya tersisa basah


11 Tahun aku fikir masa depanku sudah jelas
laki-laki plin plan dan teman pilu berdasi kupu-kupu.
berhenti sampai disitu

tapi Tahun ini
Aku masih tak tahu masa depanku
Tapi aku yakin aku dapat belajar
belajar bahwa yang datang pasti akan pergi
yang pergi mungkin tidak akan kembali
mensyukuri bahwa teman yang paling setia adalah diri sendiri
Mensyukuri walau terjatuh aku bisa berdiri lagi







Minggu, 20 Januari 2019

Hidup semakin menantang, Ayo tantang balik !

Sudah lama banget ga nulis. My life has completely changed dari tahun 2014.

Kalau kita flashback, ternyata kita bisa lihat bagaimana kedatangan satu orang bisa completely change your life direction.

Tadinya saya punya pacar seems settled. Tapi semua fall apart.

Walaupun gw ga menyesal koq karena sadar itulah yang namanya ga jodoh.

Then, gw mencoba menjalani hubungan lain. This one is way more difficult. Karena prejudice sosial tentang dating someone above you, dating in office dan karkater orangnya sendiri yang super overthinking dan posesif.

2014 - 2017. Pekerjaan membaik, naik jabatan jadi Manager, teman-teman kantor menjauh, bisa beli mobil, bisa beli rumah, keluarga berkumpul lagi setelah bberapa tahun berpisah, Beasiswa S2. Hubungan dan pekerjaan are the top priority. I tried so hard to live up to his standard. I want him to be proud, i want him to be happy, I want him to be healthy. Sebaliknya He supported my finance, very nice to my family, support my work.

2017. The storm is getting bigger and often. Our lovely bubble distrupted karena saya harus kuliah setiap jum'at-sabtu. Friday is usually our day. Because saturday and sunday is family time. Too many new man di tempat kuliah, he was insecure. He snap even for a glance I make to other man. I snap with the same reason whenever he chat with other girl. It was getting toxic. We did not trust each other at all. he ignored me and mad with me continuously, I tried so hard to convince him and ask for his attention.

Finally, it ended in 2018. He blames that I was too close with other man, I blamed his ignorant and posesif negative mind. Then, start the journey of being single.

I've been in non stop relationship for 11 years. I don't know how to be single anymore.I feel misserable, I don't feel loved.

I have my best friend always, but we all have our own life and sometimes its only you alone.

Jadi dari 2018, I tried to put my life piece by piece. Mengisi gap yang biasanya di penuhi WA , telp, dan kegiatan bersama pasangan ke kegiatan sendiri yang membuat semangat.

I started project 29. Maksudnya perjalanan mencari jodoh dengan deadline di umur 29. It means this year 2019. Memangnya Jodoh bisa di paksa gitu?
Ya namanya juga berusaha dan berdoa kan ga ada salahnya.

First Journey di project 29 itu adalah dengan gw melist potential candidate dan melihat respond dari masing-masing kandidat tersebut kalo gw modusin. hahaha

So far cuman ad 3 tapi kayanya ga pada tertarik. Jadi tahap kedua gw cari di luar dengan make my self availabe. Gw install online dating app, ngbrol sama temen-temen minta kenalin ke temennya.

Akhirnya dikenalin ke dua orang. Yang satu sebut saja A dan yang satu Y.

A ini gercep banget. Langsung ngajak ketemuan, jemput ke kampus, dan segala SOP yang membuat lelaki terlihat gentleman kaya bukain pintu, bawain barang, dia juga sweet saying you are beautiful walopun chubby wkwkwk, dll. Satu yang sulit adalah kita berbeda Agama.

Y ini lambat banget. Selalu di chating aja ga pernah ngajak ketemuan. Tapi keliatannya sih soleh, sayang keluarga, pekerja keras.

Tahap ketiga adalah introspeksi diri. diagnosa symptom sosial yang gw punya.. kaya males ketemu orang baru, males memulai percakapan.. Awkward.. self esteem.. ga confidence.. juga instrospeksi lebih dalam lagi kaya suka negatif thinking, sifat pelupa, males beres2.. kurang solehah.. yang akan membuat gw sulit ketemu jodoh terbaik.. dan berusaha merubahnya


so far baru tiga tahap itu yang dilakuin.. itu aja udah sulit.. terutama tahap ketiga..karena susah merubah habit yang sudah bertahun tahun.. susah untuk commit sama janji ke diri sendiri waktu g ada yg ngawasin g ada yg nuntut.. means masih meremehkan diri sendiri.. bikin aturan sendiri melanggar sendiri..

kaya lagunya Dua Lippa - New Rules


Ditambah lagi sekarang lagi deadline thesis.. S2 dikit lagi selesaaai.. Amiin dan baru aja naik jadi Senior Manager.. Hidup semakin menantang..

Ayo kita tantang balik!!

Sabtu, 04 Mei 2013

New Path of Life


So, here we are one year after the very latest post, which is about my movie class final assignment. I miss that class by the way.

One thing that I also miss about school and college is that I have to write. regularly. The writing, which mostly just a mumbling, is the very genuine expression of me that trigger creativity and analytical thinking. It also can become a memory path for me to remember that I was silly and stupid those days, that's why I wrote such weird stuff in a weird way :D LOL

But now I am so excited about my new path of life. To become an instructor in an airline company has never been my dream actually, but here I am, surrounded by the most beautiful and handsome Flight Attendants in the country. I'm teaching them English, so here, I am known as an English instructor. The rules is you should not speak Bahasa Indonesia with me here, but actually my writing is better that the speaking. Even in Bahasa Indonesia, I'm having some issues speaking assertively, in English for technical lesson stuff I'm good, but for chit-chating? hmm..

Now, I haven't seen clearly where this path is going to take me? Will I become an instructor forever, can I get the promotion to be the training expert, or will I move to other division? Well anyway, what I need to worry for this following year is that Can I pass the evaluation and become the permanent employee of this company :D

Let's see....




" We're all susceptible to it, the dread and axiety of not knowing what's coming. It's pointless in the end because all the worrying and the making plans for things that could or could not happen, it only makes things worse. So walk your dog or take a nap. Just whatever you do, stop worrying. Because the only cure to paranoia is to be here, just as you are." - Meredith Grey

Rabu, 02 Mei 2012

Editing in the movie Schindler’s list (1993)

History is a story of a certain place in a certain time. A movie which comes from history should be able to cover those things smoothly. Therefore, spatial and temporal aspect in a historical movie is the most important aspect which should be maintained along the story of the movie. Continuity editing has been believed as the method which can handle those problem since filmmakers started to learn about editing. As Bordwell and Thomson (2008) said that the basic purpose of the continuity system is to allow space, time, and action to continue in a smooth flow over a series of shots. Schindler’s list (1993) is one of the best historical movie who used classical continuity editing and won an award in that aspect. Continuity editing in Schin dler’s list helps the movie maintaining it’s temporal and spatial aspect which is important, concerning its genre as a historical drama movie.

Although the dominant method which is used in the movie was continuity editing, the other editing style like graphic and rhytmic match was also used in the movie and play an important role to create certain context of time and space in the story. For example, at the begining of the movie, there is a scene which is using graphic match. It is when the smoke of the candles are rising up (figure 1), and then the scene changes to the smoke which blow up from a locomotive (figure 2). This scene indicates the Changes of time in the story, from the present time to the past. However, although the time is changing, in this case, graphic match is also used to indicate







that the story took place in the same place, only the situation which is different. Furthermore, the time changing is not only shown by the graffic match but it is also supported by the color scheme of the scene, from full coloured to black and white. Beside that scene, There are also other scenes which used graphic or rythmic match as the editing style, but firstly, I want to discuss further about continuity editing in Schindler’s list, and how it helps to captivate the reader’s mind about the coherence of setting and narration.


One of the functions of continuity editing in Schindler’s list is to contrast the contidition between two situations in the story. This way is usually called as parallel editing or crosscutting. As we know that in Schindler’s list there are two groups of people involved, Germans and Jews. The condition between them are very far different because one is colonized by other. The crosscutting is used to show some irony between them, about the sorrow and arbitrariness, love and despair, and violence and celebration which is shown at the same time. The first irony is

shown when a Jew couple forced to move from their house into a small flat, and at the same time, Schindler is moving to the house which previously belong to that couple. These scenes were shown one after another and shot in the same camera distance (medium shot). The intention is clear, which is to build the sense that those situation are occurred at the same time but contrasted to each other. We can see that Schindler is shot in his laying position (figure 3), with hands in his head which seems to enjoy his new house, while, the Jew couple, who previewsly live there, are standing against each other in a messy small room with a grumpy conversation about their condition (figure 4).

The other crosscutting which contrast one situation to another in the same temporal relation is when Amon and Helen is in the basemen of the house and there is a wedding ceremony in the Jew basecamp. In this scene the irony being shown is the scared, loneliness, and despair


of Amon and Helen compared with love and sacred atmosphere in the wedding ceremony. From this crosscutting part, we can also compare the using of staging and lighting to support the distinction among these scenes. In the wedding scene the couple is standing side by side staticly so that they seem to have an even power relation. It is different with Amon and Helen shot. In that scene, Helen is just standing with a stright scared face while Amon is moving around her so that we can see that Amon in this situation has more power. Beside the power relation, the crosscutting also try to depict the comparisson between happiness and sadness by using tonalities of lighting in the wedding scene, crowd of people around the couple, the darkness of the basemen and shadow in the face of Helen and Amon.

These paralel scenes are actually also paralel with other scene. It is when Schindler was celebrating his birthday. The significant comparison between these three scenes are started when in the wedding scene the groom was crushing the lamp bulb, then a second after that, Amon was slapping Helen in the beasemen, then not long after that the scene changes to Schindler who was applausing the performance in his birthday party. The story shows these three paralel scenes one after another, which compare the Violence of Amon against Helen (Hitting) and the celebration of married couple and Schindler’s birthday (Kissing).

If we discuss it in a bigger picture, crosscutting makes the reality in the movie more vivid. What I mean is, in life, some situation can occur at the same time although in different places. For the audience it gives them unrestricted knowledge about what happened in the story more than the characters in the story themselves. Those also symbolize the irony, the play of power in the reality, the comparison between the one who powerless and poweful... _Continued later :)

Selasa, 05 April 2011

Saya Menjadi BINTANG FILM

Depok, 2 April 2011

Saya dan teman- teman kontributor majalah Change datang untuk mengikuti pelatihan di kantor Yayasan Jurnal Perempuan (YJP).
Hari itu kita dapet 3 sesi dengan materi yang berbeda2..Kita dikasih pengertian tentang gerakan Sosial yang mana kalo gw ga salah tangkep ni ya..Kalo yg dinamakan gerakan sosial itu salah satu syaratnya yaitu mnyangkut HAM atau Gender.

Pendahuluan materinya dibuka oleh Bpak Aquino yang bercerita kalo dia ktmu pengemis yang bawa anak pas di jalan mau ke pelatihan. Dia bilang stigma yang beredar dalam masyarakat menyangkut masalah pemulung dan pengemis di Jakarta kira2 ada 2. kelompok pertama yang menganggap mereka patut dikasihani, mereka melakukan itu karena sudah tidak ada cara lain. Mereka mengemis, dan memulung karena mereka tidak punya cara lain untuk menghidupi diri mereka dan keluarga mereka. Kelompok kedua memandang bahwa merekalah yang pemalas. Mereka sebenarnya bisa berjualan, bekerja menjadi pembantu, atau menyapu,mereka bisa melakukan pekerjaan yang lebih layak dari itu. Merka sudah di tangkap dinas sosial dan diberi pelatihan tetapi mereka berfikir dengan mengemis mereka bisa mendapatkan lebih dari pada mereka berjualan dll.

Kontributor baru yang ikut pelatihan kira2 ada 16 orang trus masing2 mengemukakan pendapatnya. Ada yang pro pada pandangan pertama n ada juga yang pro pada pndangan kedua kyk gw.

lalu bapak aquino telah mempersiapkan kertas2 yang berisi pekerjaan. Jadi masing2 kontributor mengambil 1 kertas. Isi pekerjaanny beda2 dan kita disuruh membayangkan, menggambarkan secara detail apabila kita ada dalam posisi pekerjaan tersebut.

Contohnya gw dapet kertas peran BINTANG FILM. sosok diri gw yang gw deskripsikan menjadi bintang film adalah tipikal artis jaman sekarang yaitu putih, tinggi, langsing cantik, kaya, umur 29 tahun masih single, agak sombong tapi sebenarnya peduli, lulusan S1 dari australi, keturunan campuran belanda Indonesia.

yang lain ada yg dapet petani,pemulung, bos eksekutif, menteri, dosen, karyawan d3, dll..

setelah itu permainannya dimulai..Jadi Aquino ngebacain satu situasi..setiap situasi bisa kita lewatin dengan identitas pekerjaan kita maka kita dapet point tertentu..

Contoh:
Aquino : Jika anda dapat lulus SD maka dapet Point 3
Jika anda dapat lulus SMP dapet point 2
Jika anda dapat lulus SMA dapet point 1
jika anda dapat mengambil kursus tambahan dapet point 2
Jika anda punya bakat tertentu dapaet point 3
lulus s1 dapet point 2
Jika bisa beli motor tambah 1 jika semakin maju lalu motor bisa ditukar dengan mobil tambah 2
jika bisa buka usaha tambahan misalnya pinjem dari bank dapet point 2
msh banyak lagi

Kalo punya penyajkit point minus 2
kalo punya anak stiap anak point dikurang 1..dll

Jadi kalo gw kan bintang film udah lulus S1 pasti dapet point banyak kan tuh..
kalo yang perannya pemulung, mereka cuma dapet point sampe bisa lulus Sd setelah itu point pemulung berkurang karena punya penyakit biasanya kusta atau TBC..
lalu pemulung pun punya anak,point dikurangi lagi..

SI pemulung belum apa2 udah minus, mereka g SMP, mereka ga bisa pinjemke bank buat buka usaha, mereka ga punya kenalan banyak malahan point dikurangin karena penyakit dan anak..

SI Bintang Film yaitu saya point selalu bertambah..Apapun yang dikatakan Aquino untuk meningkatkan taraf hidup bisa dijalani oleh bintang film, point ga berkurang karena penyakit dan anak karena saya single..

lalu apa kesimpulannya?
Kita2 yang tadinya pro pada pandangan kedua bahwa mereka pemalas dan mau enaknya aja dengan meminta2 agak terbuka matanya bahwa semalas2nya mereka itu juga karena mereka cuma punya SEDIKIT BANGET kesempatan buat ngembangin diri..

Kalau saya bintang Film mau ambil barang untuk dijual lagi g akan repot karena orang akan percaya aja..
Kalau mereka pemulung mereka mau bayar dibelakang udah keburu dicurigain..

Kalo gitu apa yg harus dilakuin?yaitu membuka kesempatan bagi mereka.kalo mereka gmw yang penting kita sudah bergerak berjuang agar Indonesialebih baik.
Kita2 ngasih beberapa saran diantarany ada yg bilang kalo pemerintah harus lebih concern dengan masalh mereka, ada yg mengusulkan kegiatan2 sosial, ada yg ngusulin membentuk badan untuk para pengusaha untuk nyalurin Corporate Social reponsibility(CSR) ke mereka, dll..


Lalu Aquino menjelaskan karena hal diataslah sangat dibutuhkan adanya gerakan sosial..

Setiap Individu punya urusan n kepentingan masing2 untuk bertahan hidup..tetapi ada juga orang yang sadar untuk memikirkan orang lain..

Semakin banyak orang sadar yang memikirkan orang lain ini, akan semakin lebih baik kemajuan Indonesia..


Kegiatan diatas baru pembuka sesi pelatihan kami, masih ada materi tentang Anak muda oleh Inal, HAM oleh Ibu Saras Dewi dosen Filsafat yang cantiik, dan Gender oleh Afra..

Saya masih punya catatannya..Besok lagi di Sambung :)

Senin, 07 Maret 2011

Review film "Osama" dan Poligami

7 maret 2011

hari Sabtu kemaren, gw di ajakin temen gw anak FE untuk ke acaranya dia yaitu Islamic Movie days..

karena kebetulan siangnya gw ada kuliah umum d pacific place maka kita nnton movie screening yang paling Pagi berjudul "Osama"

Jadi Ceritanya di Afganistan kalo ga salah..di sana situasinya sewaktu kaum Taliban masih berkuasa..Di situ di ceritakan bagaimana seorang wanita sungguh tidak berguna dan sangat bergantung pada laki-laki karena wanita tidak boleh bekerja..
jangankan bekerja..mereka bahkan tidak boleh berjalan sendirian keluar rumah..
seorang Janda beranak satu bingung akan nasibnya..mereka tidak mempunyai satu pun keluarga laki2..tidak ada yang bekerja untuk mereka dan tidak ada yang melindungi mereka..mereka kelaparan..

Akhirnya sang Ibu terpaksa memotong rambut anak perempuannya sehingga menyerupai lelaki...sehingga sang anak akan dapat bekerja dan menghidupi keluarganya..

Sang anak perempuan itu pun di panggil Osama..sesungguhnya dia juga sangat ketakutan karena jika penyamarannya diketahui oleh Kaum taliban maka dia akan di hukum mati..
Osama harus ikut pelatihan militer, pelatihan keagamaan, dan kgiatan2 lain di ikutin oleh anak laki-laki..

sampai suatu ketika Osama di desak untuk memanjat pohon di depan sekolah oleh beberapa teman lelakinya untuk menunjukan bahwa dia bukan lah wanita..masalah muncul disini..Osama tidak dapat turun dari pohon dan semua anak ribut mengatakan bahwa dia wanita..karena ribut, maka pengurus Taliban datang..

akhirnya kethuanlah kalau osama sebenarnya perempuan..Ibunya dihukum mati..Osama sendiri menjadi Instri keberapa dari penguasa taliban..


Pas nonton film ini, langsung keinget banget sama kelasnya Mam retno mamoto. Ini bisa diangkat isunya pake kajian gender.

kalau menurut gw, dalam situasi ini lah lelakilelaki dibolehkan berpoligami. Untuk menolong janda yang tidak mempunyai anggota keluarga laki-laki.

Coba kalau kita lihat jaman sekarang. Apa alasan laki-laki mau poligami?